ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00-IDBLANTER.COM
ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00
BLANTERWISDOM105

Enzim

Rabu 06 2020
Enzim
Halo biologixme!

Dalam postingan kali ini kita akan bahas materi mengenai enzim. Enzim ini tentu sangat berperan penting dalam proses metabolisme. Jadi pastikan kalian harus paham sebelum memasuki materi metabolisme.

Enzim adalah senyawa kimia yang berperan sebagai bioktalisator. Apa itu biokatalisator? Biokatalisator adalah zat yang berfungsi mempercepat suatu reaksi. Komponen lengkap dari enzim disebut holoenzim, yaitu enzim yang tersusun dari senyawa protein dan juga non protein.

Komponen protein pada enzim disebut dengan apoenzim. Apoenzim ini bersifat termolabil atau dipengaruhi oleh suhu. Sedangkan komponen enzim yang tersusun dari senyawa non protein bisa berupa senyawa organik dan anorganik. Senyawa organik yang terikat kuat disebut gugus prostetik, sedangkan senyawa organik yang terikat lemah disebut koenzim. Sementara senyawa anorganik penyusun enzim disebut dengan kofaktor.

Sifat enzim
Selain berperan sebagai biokatalisator, enzim juga memiliki sifat-sifat tertentu, diantaranya yaitu:
1. Enzim adalah protein, sebagai mana di jelaskan di atas, bahwa komponen utama penyususn enzim adalah protein (apoenzim)
2. Termolabil, karena enzim tersusun dari protein, sehingga enzim dipengaruhi oleh suhu. Enzim hanya bisa bekerja pada suhu optimum (36-40° C)
3. Dibutuhkan dalam jumlah sedikit.
4. Bekerja spesifik, artinya enzim tertentu hanya berlaku untuk substrat tertentu saja, tidak dapat digunakan pada substrat yang lain.
5. Tidak ikut bereaksi, enzim bentuknya akan tetap sedangkan substrat akan berubah menjadi produk
6. Dapat digunakan berulang kali
7. Bekerja sangat cepat
8. Menurunkan energi aktivasi, yaitu energi awal yang dibutuhkan untuk mengubah suatu substrat menjadi produk. Dengan adanya enzim, penggunaan energi aktivasi jadi menurun.
9. Bekerja bolak balik, artinya enzim ini bisa berfungsi untuk memecah substrat menjadi produk, atau sebaliknya bisa menyusun produk menjadi substrat.

Kerja enzim:
Substrat merupakan zat yang akan diubah menjadi produk. Proses pengubahan substrat menjadi produk ini melibatkan enzim sebagai biokatalisatornya. Berdasarkan cara kerjanya, kerja enzim dikenal ada dua teori, yaitu teori lokc and key dan teori induced fit.

1. Teori Lock and key
Enzim memiliki sisi aktif dan alosterik. Sisi aktif merupakan bagian enzim yang mampu berikatan dengan substrat. Menurut teori Lokc and key, enzim diibaratkan seperti gembok yang memiliki sisi aktif spesifik, sedangkan substrat diibaratkan sebagai kunci yang mampu berikatan dengan sisi aktif secara tepat. Teori ini diperkenalkan oleh Fischer.

2. Induced fit
Menurut teori induced fit, enzim memiliki sisi aktif yang fleksibel, sehingga sisi aktifnya mampu menyesuaikan dengan bentuk substrat saat terjadi reaksi.

Faktor yang memengaruhi enzim
1. Suhu
Karena enzim tersusun dari protein sehingga enzim bersifat termolabil, artinya kinerja nezim sangat dipengaruhi oleh suhu. Pada suhu 0° C enzim tidak dapat melakukan tugasnya sebagai biokatalisator. Enzim bekerja efektif pada kisaran suhu 36-40° C, sedangkan pada suhu di atas 40° enzim akan menurun kinerjanya bahkan rusak jika suhu mencapai 60° C.

2. pH
Enzim juga dipengaruhi oleh derajat keasaman atau pH. Enzim bekerja pada pH tertetnu tergantung tempat enzim itu ditemukan, misalkan enzim yang terdapat pada lambung tentu efektif dalam konsisi asam, dan tidak dapat bekerja di usus halus karena pH usus halus bersifat basa. Begitupun enzim yang ditemukan di usus halus yang bersifat basa, tidak dapat bekerja pada kondisi asam

3. Konsetrasi ezim dan substrat
Apabila jumlah enzim lebih banyak dibandingkan dengan jumlah substrat maka kerja enzim akan lebih cepat, sebaliknya apabila jumlah substrat yang lebih banyak dibandingkan enzim maka kerja enzim akan melambat. Ingat bahwa enzim dibutuhkan dalam jumlah sedikit, jika terlalu banyak akan memengaruhi proses metabolisme.

4. Inhibitor (penghambat)
Adakalanya kinerja enzim dipengaruhi oleh penghambat. Berdasarkan jenisnya penghambat ini dibedakan menjadi tiga macam, yaitu Inhibitor kompetitif, non kompetitif, dan umpan balik.

a. Inhibitor kompetitif
Inhibitor kompetitif yaitu inhibitor yang menempati sisi aktif dari enzim. Substrat seharusnya menempati sisi aktif dari enzim untuk membentuk kompleks enzim subtrat, tetapi jika ada inhibitor kompetitif maka tidak dapat terjadi reaksi dengan substrat karena sisi aktif enzim terhalangi oleh inhibitor.

b. Inhibitor non kompetitif
Berbeda dengan inhibitor kompetitif yang menempati sisi aktif dari enzim, inhibitor non kompetitif menempati sisi alosterik dari enzim. Tetapi keberadaan inhibitor non kompetitif ini dapat mengubah bentuk dari sisi aktif enzim, sehingga substrat tidak dapat bereaksi dengan enzim.

c. Inhibitor umpan balik
Inhibitor umpan balik ini sebenarnya berasal dari produk hasil reaksi enzim dengan substrat itu sendiri, tetapi keberadaannya justru jadi penghambat enzim untuk melakukan reaksi dengan substrat berikutnya. Dengan demikian kinerja enzim jadi lebih lambat, tetapi apabila inhibitor umpan balik ini disingkirkan, maka kerja enzim akan kembali normal.

Nah Biologixme, itulah materi enzim yang perlu kalian pahami, karena enzim ini sangatlah erat kaitannya dengan proses metabolisme, baik anabolisme maupun katabolisme. Apa itu anabolisme dan akatabolisme? Itu adalah materi yang akan kita bahas pada postingan berikutnya. So, jangan beranjak.
                       
Share This :
Kang Din

Admin paling ganteng

0 komentar