ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00-IDBLANTER.COM
ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00
BLANTERWISDOM105

Gametogenesis pada Manusia

Minggu 17 2020
Halo Biologixme!

Jika sebelumnya kita sudah membahas organ reproduksi pada manusia baik pada pria maupun pada wanita, maka kali kita lanjut ke materi mengenai gametogenesis atau proses pembentukan gamet. 

Sebagaimana kita ketahui bahwa reproduksi pada manusia disebut secara seksual, yaitu harus melibatkan gamet jantan dan juga gamet betina. Gamet jantan pada manusia disebut spermatozoa, sedangkan gamet betina disebut ovum atau sel telur.

Fertilisasi atau pembuahan pada manusia disebut internal, karena terjadi di tubuh induk betina, atau lebih tepatnya pada ampula di tubafallopi atau oviduk. Psoes pembentukan gamet pada manusia dibagi menjadi dua, yaitu spermatogenesis yang terjadi pada pria, dan oogenesis pada wanita.

1. Spermatogenesis
Spermatogenesis pada pria dimulai sejak memasuki masa puber di testis, dan proses ini terjadi sepanjang hidup dari pria tersebut, jadi proses spermatogenesis ini akan terjadi secara terus menerus sepanjang hidup pria tersebut.

Testis pada pria terdiri dari sepasang, yaitu bagian kiri dan kanan. Di dalamnya terdapat saluran khusus yang disebut tubulus seminiferus. Jika diurai saluran ini sangat panjang ukrannya dan di tubulus seminiferus inilah proses pembentukan spermatozoa pada manusia berlangsung.

Di dalam tubulus seminiferus terdapat sel induk yang disebut spermatogonium yang berjumlah banyak. Proses perbanyakannya disebut dengan mitosis. Pembelahan mitosis ini membentuk spermatosit primer. Baik spermatogonium maupun spermatosit primer masing-masing memiliki kromosom yang sama yaitu diploid (2n).

Selanjutnya, spermatosit primer akan mengalami pembelahan secara meiosis I menghasilkan dua spermatosit sekunder. Karena pembelahannya secara meiosis, maka pada profase I mengalami leptoten, zigoten, pakiten diploten dan diakinesis. Kromosom pada spermatosit sekunder ini berjumlah setengah dari spermatosit primer, atau disebut haploid (n).

Spermatosit primer selanjutnya mengalami pembelahan secara meiosis II, sehingga dihasilkan empat spermatid dari dua spermatosit sekunder. Empat spermatid ini selanjutnya akan mengalami pematangan di epididimis sampai membentuk spermatozoa.

Jadi dalam spermatogenesis ini, dari satu spermatosit primer akan dihasilkan empat spermatozoa yang fungsional. Masing-masing spermatozoa ini membawa satu kromosom penentu jenis kelamin, yaitu gonosom X atau gonosom Y, gonosom inilah yang akan menentukan jenis kelamin pada individu yang dihasilkan.

Selama proses spermatogenesis ini, spermatozoa mendapatkan suplai nutrisi dari sel sertoli yang terdapat pada tubulus seminiferus. Sedangkan proses spermatogenesis ini dipengaruhi oleh hormon testosteron yang berasal dari sel leydig di tubulus seminiferus.
Untuk lebih jelasnya lagi, perhatikan gambar berikut ini:
Spermatogenesis
Spermatogenesis pada pria

2. Oogensis
Berbeda dengan pria, oogenesis sudah dimulai sejak masih dalam kandungan, diperkirakan sejak organogenesis. Pembenetukan ovum terhenti sampai oosit primer, kemudian akan dilanjut kembali saat memasuki masa puber kira-kira umur 7-9 tahun. Jumlah oosit pun akan terus berkurang, bahkan yang tersisa hanya sekitar 400-500 buah. Selanjutnya sisanya ini akan diovulasikan satu persatu setiap bulan sampai umur 40-60 tahun, selanjutnya jika sudah habis, maka perempuan akan memasuki masa menopouse.

Oogenesis diawali dari sel induk yaitu oogonium yang jumlahnya sangat banyak. Oogonium akan mengalami perbanyakan melalui mitosis membentuk oosit primer (saat organogenesis sebelum lahir). 

Selanjutnya oosit primer ini akan mengalami pembelahan melalui meiosis 1 membentuk satu oosit sekunder dan satu badan polar yang masing-masing berkromosom haploid. Badan polar akan mengalami degenerasi, dan tidak ikut memasuki fase meiosis 2. Sedangkan oosit sekunder jika mengalami fertilisasi atau pembuahan, maka akan dilanjut ke pembelahan meiosis 2 membentuk satu badan polar dan satu ootid. 

Badan polar kembali akan mengalami degenerasi sedangkan ootid akan berkembang menjadi ovum. Jadi, pada oogenesis ini hanya akan terbentuk satu sel fungsional yang berkromosom haploid, karena sisanya yaitu badan polar akan mengalami degenerasi atau kematian.

Nah jadi Biologixme, perbedaan spermatogenesis dan oogenesis bisa dilihat berdasarkan jumlah sel yang fungsional, jika spermatogenesis menghasilkan empat sel yang fungsional sedangkan oogenesis hanya menghasilkan satu sel fungsional. Selain itu, spermatogenesis dimulai saat memasuki masa fuber, sedangkan oogenesis dimulai sejak dalam kandungan. Dan perbedaan yang terakhir, spermatogenesis tidak ada batas waktu, artinya terjadi sepanjang hidup, sedangkan prempuan terbatas hanya sampai umur tertentu saja, sisanya memasuki masa menopouse.

Gimana, paham kan?
Share This :
Kang Din

Admin paling ganteng

0 komentar