ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00-IDBLANTER.COM
ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00
BLANTERWISDOM105

Binomial Nomenklatur

Rabu 16 2020

 

Binomial nomenklatur



Halo biologixme!

Dalam postingan sebelumnya sudah dibahas mengenai sistem pengklasifikasian makhluk hidup dan juga tingkat keanekargaman pada makhluk hidup. Nah pada postingn kali ini akan kita bahas mengenai Binomial nomenklatur, yaitu sebuah sistem inetrnasional yang mengatur cara pembuatan nama suatu hewan atau tumbuuhan. Bagaiamana selengkapnya? Yuk disimak dengan baik penjelasannya.

Meskipun jenis organismenya sama, tetapi belum tentu kita menyebutnya sama. Hal itu disebabkan karena kita memiliki bahasa yang berbeda. Di Indonesesia saja terdapat banyak sekali bahasa daerah. Malah mungkin jumlahnya bisa mencapai ribuan, itu baru di Indonesia, apalagi di seluruh dunia. 

Dalam menyebut buah pepaya misalnya, orang sunda menyebutnya gedang, sedangkan di daerah Jawa lainnya ada yang menyebut kates, ada juga yang menyebutnya gandhul. Hal ini tentu akan memunculkan kebingunga jika kita tidak memahaminya. Oleh karena itu, diperlukan sebuah aturan untuk menyeragamkan penamaan yang bisa dipahami oleh seluruh bangsa di dunia.

Dalam biologi, untuk menyeragamkan pemberian nama pada suatu organisme ini disebut dengan binomial nomenklatur. Binomial nomenklatur ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang ilmuan berkebangsaan Swedia bernama Carolus Linnaeus atau nama aslinya Carl Von Linne. Gagasan ini dia tuangkan dalam bukunya yang berjudul  Species Plantarum (1753) dan Systema Nature (1758). Berkat jasanya yang begitu besar di bidang taksonomi, beliau dijuluki sebagai bapak Taksonomi.

Sistem binomial nomenklatur ini merupakan suatu aturan untuk memberikan nama suatu hewan atau tumbuhan yang sah dan benar menurut kode internasional. Dengan demikian setiap orang yang berasal dari penjuru dunia harus menggunakan aturan ini supaya tidak membingungkan bagi yang lainnya.

Adapun aturan dalam binomial nomenklatur bisa disimak pada uraian berikut ini:

  1. Bahasa yang diberikan pada suatu hewan atau tumbuhan haruslah bahasa latin yang dilatinkan. Dengan demikian akan menyeragamkan nama hewan atau tumbuhan tersebut, meskipun masing-masing negara atau daerah memiliki penyebutan yang berbeda.
  2. Nama harus terdiri dari dua kata. Kata pertamah merupakan petunjuk genus, sedangkan kata kedua petunjuk spesies.
  3. Kata pertama harus diawali dengan huruf kapital, sedangkan pada kata kedua harus diawali dengan huruf kecil.
  4. Apabila nama tersebut ditulis tegak, maka harus digaris bawahi, tetapi jika tidak ditulis tegak maka tidak harus  digaris bawahi, melainkan dimiringkan saja.
  5. Jika memiliki subspesies, maka diletakkan pada kata ketiga, sehingga membentuk trinomial.

Contoh:

Zea mays (Jagung)

Manihot utilissima (Ketela Pohon)

Lumbricus terestris (Cacing Tanah)

Varanus comodoensis (Komodo)

Passer domesticus domesticus (Burung Gereja)

Felis maniculata domesticus (Kucing Jinak)

Selain aturan yang sudah disebutkan di atas, ada pula aturan untuk tingkatan klasifikasi yang lebih tinggi. Hal ini tentu berbeda dengan penulisan nama latin di atas.

Aturan pada klasifikasi yang lebih tinggi dapat dilihat pada uraian berikut:

a. Pada hewan

Nama famili pada hewan merupakan nama genus yang ditambahkan dengan akhiran idae. Misalnya pada katak, genusnya yaitu Rana, maka familinya menjadi Ranidae. Atau Hominidae dari genus Homo, conothnya Homo sapiens (manusia).

Sedangkan untuk nama subfamili, pada genusnya  tinggal ditambahkan akhiran inae. Misalnya pada cacing pipih, dari genus Fasciola menjadi Fasciolainae.

Hewan:

Famili berakhiran idae

Subfamili berakhiran inae

b. Pada tumbuhan

Berbeda dengan hewan, pada tumbuhan penulisan famili tinggal menambahkan akhiran aceae atau ae. Sebagai contoh pada Ranunculus, maka penulisan familinya menjadi Ranunculaceae.

Atau pada bunga Lili yang bergenus Lilium, maka familinya menjadi Liliaceae dan Leguminoceae yang berasal dari genus Leguminose.

Untuk takson tingkat ordo pada tumbuhan, diberi akhiran ales. Misalnya pada tumbuhan rimpang-rimpangan  menjadi Zingiberales, atau pada pandan-pandanan, cara penulisannya menjadi Pandanales.

Sedangkan untuk nama divisi, biasanya diberi akhiran phyta, misalnya Bryophyta untuk tanaman lumut, Pterudophyta untuk tanaman paku, dan Spermatophyta untuk tanaman berbiji.

Tumbuhan:

Famili berakhiran aceae atau ae

Ordo berakhiran ales

Divisio berakhiran phyta

Nah biologixme, itulah bahasan kita mengenai sistem tata nama atau binomial nomenklatur yang diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus. Semoga wawasan kita di bidang taksonomi makin bertambah ya, sekian dan terima kasih.

Referensi: Buku Biologi 1 Karya Ari Sulityorini


Share This :
Kang Din

Admin paling ganteng

0 komentar