ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00-IDBLANTER.COM
ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00
BLANTERWISDOM105

STOMATA: STRUKTUR, MACAM-MACAM, FUNGSI, MEMBUKA DAN MENUTUP SERTA FAKTOR YANG MEMENGARUHI MEMBUKA DAN MENUTUPNYA STOMATA

Kamis 18 2021

Kali ini kita akan bahas mengenai stomata. Meliputi struktur, macam-macam, fungsi, proses membuka dan menutup, serta faktor yang memengaruhi membuka dan menutupnya stomata. Mari disimak pnjelasannya.

Struktur Stomata

Stomta adalah celah yang terdapat pada daun. Stomata yang disebut juga sebagai mulut daun merupakan salah satu modifikasi atau derivat dari jaringan epidermis. Stomata terdiri dari beberapa bagian penting, yaitu celah (aperture atau porus), sel penjaga (guard cell), sel tetangga (subsidiary cell) dan ruang udara dalam (substomata chamber).

Celah pada stomata bisa membuka dan menutup. Proses membuka dan menutupnya celah stomata ini dikendalikan oleh sepasang sel penjaga yang berada di sekeliling celah. Dalam pengaturannya, sel penjaga ini bekerja sama dengan sel-sel tetangga yang berada di sampingnya. 

Sel penjaga berjumlah sepasang dan berbentuk seperti ginjal pada tumbuhan dikotil dan berbentuk halter pada tumbuhan monokotil. Sepasang sel penjaga ini mengapit celah stomata. Umumnya jaringan epidermis tidak memiliki kloroplast, tetapi sel penjaga justru memiliki kloroplast sehingga bisa melangsungkan fotosintesis.

Di sekeliling sel penjaga terdapat sel tetangga yang bekerjasama dalam proses membuka dan menutupnya stomata. Selain celah, sel penjaga dan sel tetangga, juga terdapat ruang udara dalam. Ruang udara yaitu ruang antar sel yang berukuran besar serta memiliki fungsi ganda baik dalam fotosintesis, respirasi dan transpirasi.

Berdasarkan letaknya, stomata umumnya ditemukan pada bagian epidermis bawah daun. Hal ini berfungsi untuk mengurangi penguapan air dari transpirasi karena bagian bawah daun lebih sedikit terkena cahaya. Kecuali pada tanaman air seperti teratai yang memiliki epidermis di bagian atas permukaan daun.

Berdasarkan letak sel penjaganya, stomata dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu stomata fanerofor dan kriptofor.

1. Stomata fanerofor, yaitu stomata yang letak sel penjaganya menonjol dari permukaan daun. Hal ini berfungsi untuk mempermudah penguapan air. Contoh tanaman yang memiliki stomata tipe ini yaitu tanaman-tanaman hidrofit (tanaman air).

2. Stomata kriptofor, yaitu stomata yang letak sel penjaganya di bawah permukaan daun (tersembunyi). Hal ini berfungsi untuk mengurangi penguapan air melalui trasnpirasi. Contoh tanaman yang memiliki tipe stomata kriptofor yaitu pada tanaman xerofit (tanaman di tempat panas).

Fungsi stomata

Stomata pada daun terdapat sekitar 1-2% dari permukaan luar daun. Stomata memiliki peranan yang sangat penting dalam proses fotosintesis, respirasi dan transpirasi. Umumnya stomata menutup pada malam hari dan membuka pada siang hari, kecuali pada tanaman yang berfotosintesis melalui jalur CAM.

Pada daun, stomata memiliki beberapa fungsi yaitu: sebagai tempat pertukaran gas (difusi) saat fotosintesis dan respirasi serta sebagai tempat transpirasi atau penguapan. Saat fotosintesis karbondioksida masuk sebagai bahan dan oksigen keluar sebagai hasil dari fotosintesis. Sedangkan pada respirasi, oksigen masuk dan karbondioksida keluar dari daun. 

Selain sebagai tempat difusi gas saat fotosintesis dan respirasi, stomata juga berperan dalam trasnpirasi atau penguapan air. Sekitar 90% air yang dikeluarkan oleh tumbuhan menghilang melalui stomata. 

Aliran transpirasi memiliki manfaat bagi tumbuhan khususnya bagi daun, diantaranya yaitu sebagai cara untuk menyuplai air bagi daun, memindahkan mineral dan bahan lain dari tanah bagi daun, serta mampu mendinginkan suhu daun hingga 10-15 derajat celsius saat lingkungan sekitar meningkat. Hal ini tentu sangat penting untuk dilakukan agar enzim-enzim metabolisme tetap bekerja secara optimal.

Proses membuka dan menutupnya stomata

Osmosis adalah proses perpindahan air dari konsentrasi rendah (hipotonik) ke konsentrasi yang tinggi (hipertonik), hal ini penting untuk dipahami sebelum memahami proses membuka dan menutupnya stomata.

Proses membukanya stomata dimulai ketika sel-sel penjaga secara aktif mengumpulkan ion kalium dari sel-sel tetangga di sekitarnya. Akumulasi ion kalium pada sel penjaga ini menyebabkan sel penjaga bersifat hipertonik dibandingkan dengan sel tetangga. 

Akibatnya, air berpindah dari sel-sel tetangga (hipotonik) ke sel penjaga (hipertonik) secara osmosis. Akibat osmosis ini, sel penjaga menjadi turgid (membengkak) dan menyebabkan stomata membuka.

Sebaliknya, proses menutupnya stomata terjadi akibat keluarnya ion kalium dari sel penjaga ke sel tetangga. Hal ini menyebabkan air berpindah dari sel penjaga (hipotonik) ke sel tetangga (hipertonik) melalui osmosis. Akibatnya, sel penjaga menjadi lembek dan celah menjadi menutup.

Faktor-faktor yang memengaruhi membuka dan menutupnya stomata

Ada beberapa hal yang memengaruhi membuka dan menutupnya stomata, yaitu intensitas cahaya, suhu, kadar karbondioksida, air, hormon asam absisat dan jam internal.

Cahaya mampu memacu stomata untuk membuka, sehingga daun bisa melangsungkan fotosintesis. Tetapi intensitas cahaya yang tinggi menyebabkan suhu makin meningkat, hal ini bisa menyebabkan stomata menutup.

Kekurangan karbondioksida pada ruangan udara daun dapat menyebabkan penurunan laju fotosintesis. Hal ini memacu stomata untuk membuka agar karbondioksida bisa masuk ke dalam daun dan fotosintesis bisa tetap berjalan. 

Kekurangan air pada daun menyebabkan tekanan turgor pada sel penjaga jadi menurun, akibatnya stomata menjadi tertutup. Selain itu, peningkatan hormon asam absisat yang dibentuk oleh jaringan mesofil juga dapat menyebabkan stomata menutup. 

Biologixme, itulah pembahasan tentang stuktur, macam-macam, fungsi, poses membuka dan menutup serta faktor yang memengaruhi stomata. Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Referensi:

Campbell, dkk. 2004. Biologi Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga

Purnomo, dkk. 2009. Biologi Kelas XI. Jakarta: Departemen Pendidikan nasional

Share This :
Kang Din

Admin paling ganteng

0 komentar